Papercraft
Papercraft adalah sebuah kegiatan membuat model dari bahan kertas yang kaku atau agak tebal. Hobi ini saya kenal dari “teman saya yang makin jablai abis tersebut”. Kira-kira 3 bulan yang lalu dia memberi saya link papercraft pokemon. Begitu melihat, saya langsung tertarik dan mencobanya. Waktu itu saya mencetaknya pada kertas A4 80 gram bekas skripsi saya :p Peralatan saya pun masih sangat beginner, yaitu menggunakan gunting kertas biasa dan lem kertas. Model pertama yang saya buat adalah Bad-batz maru. Saya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menuntaskan modelling ini. Hasilnya pun bisa dibilang jelek. Karena bagian kepala belakangnya tidak bisa tertutup :pKarena saya merasa kertas 80 gr tidak bisa digunakan untuk papercraft, kemudian saya mencari kertas yang lebih tebal. Yang banyak direkomendasikan adalah kertas 120 gr. Tapi saya sudah mencari ke seluruh toko buku dan toko kertas yang ada di Surabaya dan hasilnya nihil. Karena nihil, saya mencoba menggunakan kertas concorde 200 gr. Ketika saya mencoba merangkai, sangat susah. Karena terlalu tebal untuk modelling dengan ukuran kecil.
Setelah lama saya putus asa karena tidak menemukan kertas yang cocok, kemarin ketika saya iseng-iseng browsing saya menemukan kertas yang cocok. Dan untuk menemukannya juga tidak sulit. Saya menggunakan karton manila berwarna putih. Harganya 1.500 rupiah per lembarnya. Satu lembar bisa dipotong menjadi 8 bagian seukuran A4. Untuk kertas yang standard seharusnya menggunakan kertas inkjet 120 gr. Kertas ini adalah standard untuk membuat papercraft.
Kemarin pula, saya menemukan peralatan sebenarnya yang digunakan untuk membuat papercraft. Untuk memotong menggunakan cutter pen. Untuk menempelkan digunakan lem yang kering & keras seperti lem UHU atau lem Castol (bukan lem kertas yang biasa digunakan anak TK). Sebaiknnya menggunakan lem UHU karena warnanya bening (Saya menggunakan lem castol karena saya punya sisa yang cukup banyak). Juga menggunakan cutting mat (alas) untuk melandasi waktu memotong.
Saya penasaran dengan harga cutter pen dan cutting mat. Untuk kertas 120 gr saya sudah menemukan penggantinya yang cocok yaitu karton manila. Sedangkan lem bisa dibeli dimana saja. Saya browsing-browsing lagi untuk mencari harga dari cutter pen dan cutting mat. Saya menemukan di www.paper-replika.com. Harganya sangat murah (sepertinya, karena saya belum membandingkan dengan harga di toko buku di Surabaya). Posisinya di Bogor, jadi kena ongkos kirim 13.ooo rupiah.
Setelah tahu berapa harganya, pagi tadi saya meluncur ke toko buku termurah di Surabaya yang terletak di jalan Peneleh. Di sini saya cuma mendapatkan cutter pen. Merknya SDI, dapat gratis pisau 10 biji. Harganya lumayan miring, yaitu 26.000 rupiah. Sayangnya cutting matnya tidak tersedia. Kemudian saya ke toko buku gading murni. Di gading murni ada cutting mat, cuma sizenya A3. Saya cari yang A4 saja. Pemberhentian berikutnya adalah Gramedia Basuki Rachmat. Di sini saya mendapatkan apa yang saya cari, yaitu cutting mat size A4 merk SDI. Tapi harganya sedikit mahal yaitu 47.200 rupiah. Saya memutuskan untuk membeli di Gramedia saja, karena tidak ada toko buku lain yang menjual cutting map A4 merk SDI tersebut.
Jadi itulah peralatan yang dibutuhkan untuk advanced papercraft. Menggunakan gunting juga bisa, cuma membutuhkan waktu yang lama dan bisa menyebabkan papercraft burnout. Apa itu papercraft burnout? Papercraft burnout adalah anda mulai membuat model, dan Anda lelah. Anda memaksa diri Anda untuk menyelesaikan sampai ke tengah jalan. Anda menjadi cemas untuk melihat model diselesaikan, sehingga Anda memutuskan untuk melihat-lihat dan kemudian Anda mencetak model baru dan mulai untuk yang satu itu. Minggu depan, Anda menemukan diri Anda dengan 5 model tidak lengkap dan tidak ada model lengkap. Ini saya sebut papercraft kelelahan, yang terjadi pada banyak orang, dan alasannya sederhana. Mereka ingin bersenang-senang melihat sebuah model selesai daripada bangunan itu bersenang-senang. Tentu saja halaman demi halaman memotong kertas, dan melipat mereka bisa jadi sangat membosankan, dan ketika itu terjadi, hanya istirahat. Cepat atau lambat, Anda akan merasakan dorongan untuk bekerja di atasnya lagi. Jika Anda memaksa diri Anda, Anda akan sakit.